Minggu, 17 Mei 2009

My Story : Dorong Masss

Saya kurang ingat lagi kapan tepatnya tanggal kejadian ini.
Waktu itu setelah pulang dari rumah salah satu rekan kami, saya dan seorang teman bertekad untuk segera pulang. Sebenarnya dia punya motor, tapi karena alasan ingin menghemat bensin jadi dia tidak memakai motornya dan ikut di motor saya. Teman saya yang satu ini memang sangat hemat dan tidak mau rugi. Hemat is everything lah buat dia.. dia sangat menyukai kata-kata seperti gratis, murah, diskon, traktir, pokoknya sesuatu yang tak mengharuskan dia mengeluarkan uang yang banyak untuk sesuatu yang besar. Prinsip ekonominya sangat kuat. Hehehe.. dan dia terkenal karena itu.. salut deh buat dia… dan saya juga banyak belajar tentang ilmu super ekonomis itu dari dia.
Hanya beberapa meter setelah meninggalkan rumah teman kami, ban motor saya terasa aneh. Benar saja ban belakang motor saya bocor. What a mess. We don’t panic. Kita mencari tempat tambal ban.. padahal jam sudah menunjukkan pukul 10 malam lewat. Setelah bertanya ke warga sekitar, kami diarahkan ke tempat tambal ban sekitar 200 meter dari tempat kami berdiri saat itu. Saya begitu malas untuk mendorongnya jadi saya menyalakan mesin motor dan menaikinya, this is big stupid.
Sesampainya di tempat tambal ban, sang penambal (seorang kakek, usianya sudah sangat rapuh) sedang merapikan alat-alat tambalnya. Sebenarnya dia tidak ingin menerima order lagi. But karena we’re really ngotot to menambalnya. Jadi dia menerimanya. Setelah membuka dan memeriksa ban motor saya ia mengatakan ban motor saya harus diganti karena robek akibat saya mengendarainya saat bannya kempes (ini pelajaran! Jangan mengendarai motor anda ketika bannya kempes). Unfortunately, sang penambal ban tidak memiliki ban baru. What the hell. Jadi dia menawarkan kami ban bekas! “itu mi saja deh” kataku sangat pasrah. Mau diapa lagi.. it’s so impossible to find another tambal ban di jam 10.20 malam begini. Teman saya yang satu ini juga mengiyakan agar menggunkan ban bekas itu (prinsip ekonominya sedang aktif, ban bekas lebih murah dari ban baru, its cheap!).
Malam makin larut, perasaanku jg semakin semrawut. Tidak ada penerangan, hal itu cukup menyulitkan kami untuk memperbaiki ban motor. Kami hanya mengandalkan lampu jalan. Huff.. jam 11 malam akhirnya ban motor selesai jg diganti (ban bekas). Secepat mungkin saya mebayar bapak tua tadi dan segera meninggalkan that damn place!.
Fell better, kami singgah di warung kopi tempat kami sering nongkrong dengan rekan bisnis lainnya, just for talking2. Heheh.. oh ya.. warung kopi itu di daerah boulevard. Jam menunjukkan pukul 12 malam.. we decide to go home.. finally.. but what a mess.. sesaat saya menaiki motor saya and ready to go.. ada yang aneh lagi dengan bannya. Yeah. Ban yang tadi kami ganti kembali kempes… damn… (Pelajaran! Jangan mengganti ban bekas, hasilnya akan sama)
Kali ini saya mendorongnya, karena teman saya yang satu ini mengetahui tempat tambal ban di sekitar sana. Yah benar.. kita menemukan tambal ban yang lebih baik dari sebelumnya.. kali ini dia benar. Jadi setelah diperikasa, saya harus menganti damn ban tadi dengan yang baru… dan itu sangat mahal. Dan waktu itu aku tidak punya uang sama sekali.. jadi sya ke rumah nenek saya untuk meminta uang.. huff.. tengah malam datang ke rumah orang hanya untuk minta uang? Apa gak sinting tuh.. tapi mau apa lagi?
Jam 1 malam.. kami sudah capek.. dan really ready to go home…
Saya tidak tahu apakah ini cobaan ato kesialan.. ban yang kami ganti tadi kembali berulah.. saat sampai di daerah panaikang (depan perkuburan, tapi kami tidak peduli, we need back home) ban saya kembali kempes.. dorong lagi. Kami menemukan tambal ban tapi mereka sudah tidak menerima order ( tega jg jam 1 malam.. kemana lagi kami harus mencari) mereka hanya memberikan saran untuk menambalnya sekitar 200 meter dari tempat itu.. yeah.. baiklah.. jadi kami pun mendorongnya..
Akhirnya sampai jg di tmpat tambal ban yang mereka maksud (daerah tello). Capek jg.. tapi penambalnya lgi tidur.. so what next… after berdiskusi.. kami akhrinya mengisi ban kami dengan diam2.. tanpa membangunkan sang penambal.. mungkin bisa di katakan mencuri angin.. hahaha.. setelah memompa ban kami menaiki motor itu lagi.. dan you know.. itu tidak bertahan lamai. Hanya 100 meter ban itu bertahan dan kembali kempes… pesss.. dorong lagi…
Kali ini kami cukup jauh mendorong motor ini.. perasaan saya waktu itu sangat terkejut.. why? Kenapa harus jadi begini? Ini sudah setengah dua pagi.. kita tidak mungkin kembali lagi ke tempat tambal tadi… dan di depan sana kami tak tahu apakah masih ada tambal ban? But kami terus berjalan dan mendorong… mulut teman saya jg tidak berhenti mengomel… dia sangat mengantuk… dan cape. Yeah.. dia memang tidak tahan begadang.. dan fisiknya sangat lemah. Haha. Sori fren.. you must feel this… but satu yang gw sadari… he’s my best friend… dia gak Cuma ada saat senang2 aja.. saat kesusahan dia he’s beside me…. Hahaha… come on.. cheer up..
Tello, jembatan tello, m’tos, hamsi, stimik, unhas, frater, diknas, perdos, , tambal ban… akhirnya ada jg tambal ban… yeah.. thanks god… jam 3 pagi…. Wow…
Ban kami ganti. Kami tidak punya uang. Kami pinjam dulu… dan kami pun pulang..
Jam 3 subuh… hari itu takkan pernah saya lupakan… :)

senengnya punya banyak temen

Selasa, 12 Mei 2009

Sarapan Sehat, Bekal Energi Sepanjang Hari

Foto: Corbis
MEMULAI hari dengan sarapan pagi adalah kebiasaan positif. Menu sarapan yang tepat tak hanya membuat tubuh lebih berenergi, juga membantu menjaga berat badan tetap terkendali.

Mungkin Anda pernah mendengar bahwa sarapan pagi adalah jadwal makan terpenting dalam sehari. Selepas tidur panjang semalaman, tubuh dan otak pastilah membutuhkan asupan makanan untuk membangkitkan kembali energi pada pagi hari.
Makanan yang Anda santap saat sarapan akan membekali Anda dengan energi yang dibutuhkan, serta kandungan vitamin dan mineral yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh.

Ahli gizi dan kuliner, Tuti Soenardi, mengungkapkan, jika manusia diibaratkan mobil, sarapan adalah "bensin pertama" yang membuat mobil bisa berjalan, bahkan melaju kencang. Sebaliknya, jika kekurangan "bensin" atau bahkan kosong sama sekali, mobil pun berjalan tersendat dan pada akhirnya akan mogok.

Agak sulit dipercaya, tetapi manfaat mengisi piring dengan menu sarapan memang nyata. Di samping membantu Anda makan lebih sedikit pada jadwal makan berikutnya, sarapan yang banyak juga membantu menurunkan berat badan, asalkan Anda cerdas mengelolanya.

Umpamakan saja orang obesitas yang berdiet dengan menyantap sarapan 600 kalori kaya protein dan karbohidrat, misalnya telur dadar, irisan daging kalkun, roti gandum dan pisang. Dengan porsi tersebut, potensi penurunan berat badan orang yang bersangkutan lebih besar ketimbang rekannya yang hanya menyantap setengah porsi tersebut.

Mengapa demikian? Para ahli berspekulasi bahwa mengonsumsi menu seimbang dalam jumlah banyak pada pagi hari membantu mengurangi keinginan menyantap karbohidrat pada jadwal makan berikutnya. Terlebih jika yang bersangkutan memang tengah menjalankan program pengurangan konsumsi karbohidrat dan kalori dengan tujuan menurunkan berat badan.

"Kalau tidak dibiasakan sarapan, jumlah asupan kalori dalam sehari cenderung dipadatkan sekaligus saat makan siang dan malam. Akibatnya, porsi makan menjadi besar," ujar Tuti Soenardi.

Sementara itu, ahli epidemiologi dari Universitas Minnesota, Mark A Pereira. Menurut dia, sarapan sehat adalah fondasi awal yang baik bagi jadwal makan berikutnya. Artinya, orang yang mengonsumsi menu sarapan sehat cenderung memilih menu sehat juga saat makan siang dan malam. "Hal ini pula yang mungkin membuat orang tersebut tidak tergoda makan makanan cepat saji atau jajan di penjaja makanan keliling," sebutnya.

Pernyataan bahwa sarapan membuat bobot lebih ideal tentu bukan tanpa bukti. Berdasarkan data Survei Kesehatan Nasional Amerika terhadap orang dewasa, didapati bahwa orang yang menyantap makanan rendah kalori dalam menu sarapan mereka cenderung memiliki kualitas diet yang lebih baik. Di samping itu, pria yang mengonsumsi sarapan sehat secara umum memiliki badan lebih ideal. Pada wanita, mereka yang terbiasa sarapan juga cenderung memiliki berat badan lebih rendah ketimbang rekannya yang mengabaikan acara santap pagi.

Hal yang menarik dari studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition tersebut adalah bahwasanya orang yang menyantap menu sarapan yang rendah "kepadatan energi" cenderung akan memilih makanan berkualitas baik (yang rendah kepadatan energi juga) pada jadwal makan berikutnya. "Hal inilah yang mungkin membantu mengendalikan berat badan yang lebih baik," kata Dr James Rippe, ahli kardiologi yang terlibat dalam penelitian tersebut.

Adapun yang dimaksud kepadatan energi adalah jumlah kalori yang terkandung dalam makanan. Sebagai contoh, buah, sayuran dan biji-bijian tinggi serat memiliki kepadatan energi rendah, sementara pastry dan donat mengandung kalori alias kepadatan energi tinggi. "Temuan ini menggarisbawahi pentingnya memilih sarapan rendah kalori atau kepadatan energi," kata Rippe yang juga mengelola Rippe Lifestyle Institute di Shrewsbury, Massachusetts.

Penelitian yang disebut-sebut Rippe didasarkan pada hasil survei terhadap lebih dari 12.000 orang Amerika dewasa yang berpartisipasi dalam tiga survei kesehatan selama kurun waktu 1999-2004. Secara umum, orang yang mengonsumsi menu sarapan rendah kalori cenderung akan memilih makanan berkalori lebih rendah selama sisa waktu makannya hari itu. Secara grup spesifik, mereka juga dilaporkan memiliki kualitas diet lebih tinggi, yakni mengonsumsi menu lebih bervariasi dan mengandung lebih banyak vitamin dan mineral.

Pada pria, mereka yang mengonsumsi sarapan rendah kalori cenderung memiliki berat badan lebih rendah, meskipun faktor olahraga dan pendapatan turut memengaruhi. Sementara wanita, apa pun jenis sarapannya, mereka tetap berisiko lebih rendah mengalami obesitas jika membiasakan sarapan pagi. Adapun kunci utamanya adalah sarapan berkualitas tinggi, bukannya ngemil kue atau donat.

Studi lainnya yang dilakukan terhadap ribuan remaja usia belasan di Minneapolis juga mengungkap, makin sering remaja menyantap menu sarapannya, makin rendah pula potensi mereka untuk kelebihan berat badan. Kesimpulan penelitian yang berlangsung selama lima tahun tersebut dimuat dalam jurnal Pediatrics edisi Maret 2008.

Nah, untuk membentuk pola dan jenis sarapan yang baik, tentunya perlu dibiasakan sejak kecil. Untuk itu, para orang tua yang memiliki anak kecil hendaknya membiasakan anaknya (yang masih bayi sekalipun) untuk ikut duduk bersama mengelilingi meja makan saat waktu sarapan tiba.Dengan demikian, anak pun mampu berdisiplin dengan jadwal makan. "Dukungan seluruh anggota keluarga diperlukan untuk membentuk kebiasaan sarapan yang baik," tutur Pareira.
(Koran SI/Koran SI/tty)

Be your self...